Manusia Indonesia, kaitannya dengan aparatur, apartur juga manusia. Manusia (bio-social) karena bukan hanya makluk sosial tapi juga bukan hanya merupakan makhluk biologis, tapi makhlik bio-sosial, tapi sosial lebih dominan, dominan bukan menghilangkan, Tapi makhluk biologinya tidak muncul kepermukaan dan bukan berarti hilang.
Etika dan Moralitas, apabila kita bicarakan Etika selalu dikaitkan dnegan moralitas. Tetapi pada hakikatnya berbeda, etika lebih kepada prilakunya, moralitas lebih ditekankan kepada ukuran atau kuliatasnya.
Selanjutnya ada 3 perwujudan atau 3 jalur atau 3 dimensi yang terkait pada masalah etika yang juga sebagai norma, aturan yang diciptakan untuk mengendalikan yang terkait langsung dengan soal moralitas yaitu soal baik buruk, soal nilai, soalpantas dan tidak pantas, boleh dan tidak boleh, itu soal penilaian.
Pada etikanya sendiri etika profesi, etika terapan, terkait dengan masalah profesi sebagai penyelenggaran tugas tertentu misalnya pegawai negeri.
Pada etos kerja, semangat yang mendasari perilaku, semangatnya itu ukurannya moral
Lalu Kode etik, hanya sekedar pedoman sebenarnya hanya sekeder etika yang tidak bisa diformulakan dan kode etik itu hanya sebagai pedoman. Hanya sekedar sangsi sosial.
Kode etik selalu ada karena untuk mengurangi kesalahan.
Etika rekayasa, merupakan kreasi dari manusia. Manusia itu creator. Manusia menciptakan alat untuk bertahan hidup. Maka manusia disebut juga Homo Creater. Rekayasa dalam kehidupan manusia dan untuk mengkreasi itulah manusia diberi daya kekuatan. Tergantung manusianya lagi untuk memberdayakan kekuatan kreasi tersebut. Dalam mengkerasikan manusia menemukan tantangan dan hambatan (paradoksal dalam mengkreasikan). Misalnya kemauan hati dan kemampuan akal dsbnya.
Rekayasa dikaitkan dengan aparatur, pemerintah dalam salah satu bentuk organisasi publik, untuk apa dibentuk? Yang secara teoritis dalam buku Riyas Rasyid dalam “Etika Pemerintahan”, ada 3 fungsi pemerintah yaitu Pelayanan, Pemberdayaan, dan Pembangunan Masyarakat. Dan ada pendapat lain yaitu Prof Tanzi Guru Besar Ilmu Pemerintaha, bahwa ke 3 fungsi itu tidak dalam kedudukan sejajar. Hakikatnya tugas utama pemerintahan adalah Pelayanan dan Pemberdayaan. Dengan menjalankan kedua funsi tersebut maka Fungsi Pembangunan akan berjalan. Pembangunan yang menurut Riyas Rasyid adalah muaranya adalah kesejahtraan, sedangkan kesejahteraan diperoleh melalui dengan pelayanan dan pemberdayaan yang baik. Muara pelayanan adalah rasa keadilan, yaitu yang dilayanai merasa adil. Kebutuhan dipenuhi tapi tidak terlayani dengan baik. Dan adil inilah yang sangat sulit. Adil yang bagaimana? Menurut siapa? Adil meurut ukuran siapa? Membunuh menurut hukum Negara, tuntutannya 20 tahun, tapi membunuh saat mempertahankan desa bagaimana? Dalam budaya malah sebagai pembela adat? Bagaimana rasa adilnya? Makanya rasa keadilan harus mempertimbangkan dalam unsur yuridist dan norma-narma yang berlaku.
Selanjutnya Pemberdayaan muaranya adalah Kemandirian. Kemampuan untuk melakukan dengan usaha dan kekuatan yang ada. Lalu ukuranya apa? Mandiri itu bagaimana?
Melakukan Pelayanan dan Pemberdayaan dengan baik itulah melakukan Pembangunan, dengan muaranya adalah Keadilan, Kemandirian dan Kesejahteraan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar