Kita tahu bahwa aparatur yang berkinerja unggul memiliki motivasi yang tinggi. Semakin banayak aparatur yang berkinerja unggul, maka pelayanan yang diberikan akan semakin memuaskan. Namun aparatur yang memiliki kinerja unggul akan tidak termotivasi (demotivasi) akibat organisasinya tidak membedakan apa yang didapat dari bekinerja unggul atau yang biasa saja, atau bahkan yang tidak memiliki motovasi kerja.
Salah satu untuk mempertahankan kinerja aparatur tetap unggul adalah "GAJI"
Pemerintah selalu meencanakan menaikkan gaji
pns setiap tahunnya. Kenaikan gaji atau tunjangan bagi PNS tentu akan menjadi sorotan publik karena melibatkan uang negara dalam jumlah yang tidak sedikit. Sebuah rencana yang patut disambut dengan gembira terutama bagi kalangan PNS dan telah selayaknya pula diimbangi dengan peningkatan prestasi kerja.
Terlepas dari pro dan kontra atas kenaikan gaji tersebut, sesungguhnya elemen gaji, walaupun bukan segalanya, akan menentukan kualitas pegawai yang berkiprah di dalamnya.
Tengoklah saat diadakan penerimaan calon PNS. Ribuan orang melamar untuk menjadi PNS, tetapi dari ribuan calon itu, berapa banyak yang berkualitas unggul ? Dalam kenyataannya mereka yang bertarung memperjuangkan status PNS lebih banyak (tidak semua) yang telah tersisih dalam kompetisi di dunia swasta atau mereka yang memang menghendaki kehidupan yang adem ayem tanpa kompetisi karier walaupun gaji pas-pasan.
Mengapa orang-orang dengan kualitas itu yang mayoritas menghendaki status PNS ? Karena orang-orang dengan kualitas unggul tentu tidak mau memasuki sebuah pekerjaan dengan gaji rendah dan iklim kompetisi karier yang tidak sehat. Mereka menyadari bahwa kualitas mereka layak mendapatkan gaji tinggi dan kompetisi yang fair. Mereka selalu berorientasi bahwa prestasi akan menentukan karier dan besaran gaji.
Di departemen tertentu kompetisi yang fair mulai dilaksanakan walaupun dengan intensitas yang masih rendah. Kompetisi karier yang fair masih terhambat beberapa kendala peraturan lama yang berlaku di PNS seperti senioritas, kenaikan golongan yang hanya berdasarkan lamanya bekerja dan pemecatan yang hampir mustahil dilaksanakan bila hanya karena alasan kinerja buruk dan tentu saja karena gaji yang rendah.
Beberapa karyawan di departemen tertentu termotifasi secara individu untuk berprestasi dan meningkatkan kompetensinya karena di departemennya mulai menerapkan kompetisi yang fair dan tentunya karena ada insentif tunjangan finansial yang lebih besar.
Agar orientasi prestasi dan peningkatan kompetensi karyawan tidak tergantung hanya dari kemauan individu, perlu diadakan mekanisme baru dalam struktur gaji, struktur kepangkatan serta promosi yang lebih mengakomodir prestasi dan kompetensi. Sehingga setiap karyawan akan dipaksa meningkatkan prestasi dan kompetensinya untuk mendapatkan promosi ke karier yang lebih tinggi dan gaji yang lebih besar.
Model jabatan fungsional sebagian PNS, secara konsep diatas kertas, merupakan rintisan kearah kompetisi yang fair. Tetapi dalam pelaksanaannya masih banyak kendala yang memerlukan penyempunaan dalam segi aturan main dan tentunya tunjangan finansial sebagai insentifnya.
Bila struktur gaji
PNS sudah “layak” dan model kompetisi karier telah fair, otomatis putra-putra terbaik bangsa akan berlomba-lomba pula melamar menjadi PNS. Bila para PNS terdiri dari putra-putra terbaik bangsa, otomatis pelayanan publik yang menjadi inti pekerjaan PNS akan menjadi semakin baik. Dan pada akhirnya membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kompetitif pula di percaturan global.
Lalu bagaimana dengan Natuna dan Anambas?
Kabupaten Natuna sampai sekarang masih membutuhkan aparatur yang unggul, namun dengan pemekaran Kabupaten Kepulauan Anambas tentunya KKA juga memerlukan aparatur yang unggul. Oleh sebab itu mau tak mau Kab. Natuna harus mempertahankan aparatur yang unggul, yang memiliki motivasi kerja yang tinggi.
Untuk kabupaten kepulauan anambas jangan mau menerima aparatur "non unggul" dan mulailah dengan merekrut "jangan asal rekrut mentang-mentang putra daerah".
Ayo kita berlomba untuk maju dan bersaing memajukan Natuna dan Kepulauan Anambas dalam kontek "saudara kandung bagaikan Abang dan Adek"